Kalian Tertawa dan Takdir pun Tertawa

Posted by Ragil Putra Desa Rabu, 30 Mei 2012 0 komentar

Sang pemeran cerita menuturkan kisahnya dan berkata, "Aku menikah
dengan seorang lelaki setelah kematian istrinya yang meninggalkan
seorang anak perempuan buah hubungan bersamanya yang baru berumur
empat tahun. Dia sangat mencintai putrinya dan selalu mengenang sang
ibu. Hal itu membuatku merasa dengki kepadanya. Berapakali aku
berusaha dengan berbagai cara dan muslihat untuk memalingkannya dari
hal itu, tapi aku tetap saja tidak berhasil. Dia memberi perhatian
yang luar biasa kepada putrinya. Sampai-sampai ketika anak itu jatuh
sakit, dia pun membawanya ke dalam ranjang kami dan menempatkannya
di antara aku dan dia, dan sesekali dia mengelus-elusnya sambil
berkata, "Duhai pengganti ibu dan bapakku."

Aku menggerutu di dalam hatiku, "Sampai sebesar itu cinta dan kasih
sayangnya kepada anak itu." Aku pun merencanakan niat jahat kepada
anak itu. Aku akan membunuhnya, tetapi tidak membunuhnya dengan cara
melenyapkan nyawanya, melainkan membunuhnya secara maknawi. Aku akan
memanjakannya hingga dia menjadi wanita bodoh yang tak becus
bekerja, tidak bisa menambal pakaian dan tak tahu cara memasak. Aku
akan membuatnya buta tentang hal yang diperlukan seorang wanita di
dalam rumahnya. Aku akan menjadikannya seorang wanita pemalas yang
tak bisa mengurus urusannya.

Aku mulai menjalankan strategi, dan sang bapak senang melihat
pelakuanku terhadap putrinya, karena aku memanjakan putrinya seperti
yang dia duga. Sampai-sampai ketika kami berada pada meja makan dan
anak itu menginginkan air, maka jika air itu berada di atas meja
makan, aku pun segera menuangkan air ke dalam gelas dengan tanganku
untuk meminumkannya, atau kusuruh putri kandungku untuk pergi dan
membawakan air…

Akan tetapi, sang anak ternyata wanita yang cerdas. Hal itu semakin
memicu kedengkianku. Dia selalu lulus di semua mata pelajaran.
Kulakukan hal agar dia benci untuk mengulangi pelajaran. Kuberitahu
kepadanya bahwa dia lelah dan harus banyak istirahat supaya dia
tidur dan tidak mengulang pelajaran-pelajarannya. Akan tetapi, dia
tidak butuh mengulangi pelajaran lagi, karena dia adalah anak yang
cerdas. Dia selalu masuk dalam daftar siswi yang istimewa. Dia
menyelesaikan pendidikan SMAnya dengan mulus. Dia pun melanjutkan
studinya ke tingkat perguruan tinggi dan meraih gelar sarjana.

Kemudian suatu hari datanglah seorang lelaki melamarnya, dia pun
merasa gembira. Kini saatnya aku berkata dan meyakinkan ayahnya
untuk menikahkannya. Belum sempat aku memberi nasihat dan anak itu
keburu menikah. Akan tetapi, siapakah yang menikahinya?!

Dia menikah dengan seorang lelaki yang tulus mencintainya dan tak
rela dia tertepa angin. Dia menikah dengan seorang suami yang telah
menyiapkan baginya segala fasilitas kesenangan. Para pelayan
memenuhi rumah dan segala keperluannya terpenuhi sebelum dia sempat
mengucapkannya. Dia pun tidak perlu capek-capek memasak dan meniup
api. Hidupnya penuh kebahagiaan yang semakin membakar kedengkianku
dan membuat hatiku penuh sesal.

Dua tahun setelah pernikahannya, putri kandungku pun menyusul
menikah. Suaminya adalah seorang lelaki yang keras, kasar, gemar
mencaci, berwatak besi (kaku), pelit dan selalu bermuka masam.
Putriku tidak berdosa. Akulah yang melakukan dosa itu. Akan tetapi,
Allah SWT menghukumku pada putriku."

Wanita ini ingin membunuh si putri tiri yang malang ini,
menjauhkannya dari bekal-bekal hidupnya dan menjadikannya wanita
dungu yang tak mengetahui apa-apa tentang urusan hidup ini. Akan
tetapi Allah SWT menghendaki baik terhadap gadis ini. Dia
melindunginya dari tipu muslihat wanita ini, menjadikannya anak
perempuan yang cerdas dan terpelajar, sehingga menjadi ibu rumah
tangga yang hebat dan mengarunianya suami yang cinta dan penuh
perhatian padanya.
"Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu.
Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya." (Al-Anfal: 30).

(SUMBER: SERIAL KISAH-KISAH TELADAN karya Muhammad bin Shalih al-
Qahthani, seperti yang dinukilnya dari Min Gharibi Ma Sa'aluni karya
Syaikh Abdullah an-Nuri
dikutip dari:
http://arwankhoiruddin.blogspot.com/2007/07/kalian-tertawa-dan-takdir-pun-tertawa.html
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kalian Tertawa dan Takdir pun Tertawa
Ditulis oleh Ragil Putra Desa
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://balada-sangpengembara.blogspot.com/2012/05/kalian-tertawa-dan-takdir-pun-tertawa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Visitors

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Template by Cara Membuat Email | Copyright of CATATAN KELAS FAQIH.